Soal, Jawaban, dan Materi Sekolah dari SD sampai Universitas

Soal Fisika Kelas 8 SMP

21.39 Posted by Harri Pranata , No comments
Soal Fisika Kelas 8 SMP ini mengulas tentang materi Usaha dan Daya. Sekedar mengingatkan, Rumus untuk Usaha adalah  W = F × s
Dengan kata lain Usaha adalah gaya kali jarak perpindahan.
Sedangkan untuk Daya adalah


Keterangan: 
P = daya (Joule/sekon) 
W = usaha (Joule) 
t = waktu (sekon) 
Satuan daya dalam satuan SI disebut sebagai watt dilambangkan W. 1 watt = 1 Joule/sekon
Semoga dapat meningkatkan kemampuan kamu dalam materi Usaha dan Daya.
 

1. Perhatikan gambar berikut, sebuah kotak ditarik dengan gaya F sebesar 12 Newton.

Kotak berpindah 4 meter ke kanan dari posisi semula.
Tentukan usaha yang dilakukan gaya pada kotak tersebut!
Jawaban
Usaha = gaya x perpindahan
W = F x S
W = 12 x 4
W = 48 joule


 2.Sebuah balok berada pada lantai licin dan ditarik oleh gaya F = 40 Newton. Jika usaha yang dilakukan oleh gaya kepada balok adalah 680 joule, hitunglah besar perpindahan balok! Jawaban
Usaha = gaya x perpindahan
W = F x S
680 = 40 x S
S = 680 / 40
S = 17 meter 


 3.Usaha yang diperlukan untuk memindahkan sebuah benda dalam lintasan mendatar sejauh 13 meter sebesar 15,6 joule. Tentukan besar gaya yang harus diberikan pada benda! Jawaban
Usaha = gaya x perpindahan
W = F x S
15,6 = F x 13
F = 15,6 / 13
F = 1,2 Newton 


 4.Dua buah gaya masing-masing F1 = 10 N dan F2 = 5 N bekerja pada sebuah benda yang terletak pada suatu permukaan lantai. Jika benda berpindah ke kanan sejauh 5 meter, tentukan usaha yang dilakukan pada benda oleh kedua gaya tersebut! Jawaban
W = (F1 + F2) x S
W = (10 + 5) x 5
W = 15 x 5
W = 75 joule 


 5.Dua buah gaya masing-masing F1 = 15 N dan F2 = 7 N bekerja pada sebuah benda yang terletak pada suatu permukaan lantai. Jika benda berpindah ke kanan sejauh 6 meter, tentukan usaha yang dilakukan pada benda oleh kedua gaya tersebut! Jawaban
W = (F1 − F2) x S
W = (15 − 7) x 6
W = 8 x 6
W = 48 joule 


 6.Usaha total yang dilakukan oleh dua buah gaya F1 dan F2 pada sebuah benda adalah 120 joule. Perhatikan gambar berikut
Jika perpindahan benda adalah 5 meter, tentukan besarnya gaya F2!
Jawaban
W = (F1 − F2) x S
120 = (36 − F2) x 5
120 / 5 = 36 − F2
24 = 36 − F2
F2 = 36 − 24
F2 = 12 Newton


 7.Seorang anak memindahkan sebuah buku yang jatuh dilantai ke atas meja. Massa buku adalah 300 gram dan tinggi meja dari lantai adalah 80 cm.

Jika percepatan gavitasi bumi adalah 10 m/s2 tentukan usaha yang diperlukan!
Jawaban
Usaha bisa juga ditemukan dari perubahan energi potensial buku. Energi potensial buku saat dilantai adalah nol, sementara energi potensial saat di meja adalah Ep = m x g x h, dimana h adalah tinggi meja. Ubah satuan ke MKS (meter, kilogram, sekon), dengan demikian
W = Δ Ep
W = m x g x h
W = 0,300 x 10 x 0,80
W = 2,4 joule


 8.Seorang siswa yang beratnya 450 Newton menaiki tangga yang memiliki ketinggian 3 m. Siswa tersebut memerlukan waktu 6 detik untuk sampai ke atas. Tentukan daya yang dikeluarkan siswa untuk kegiatan tersebut! Jawaban
Hubungan Daya (P) dan Usaha (W) serta waktu (t) :


P = W / t

dimana

W = Usaha (joule) , jangan keliru sebagai  berat karena lambang berat w juga!
W = (gaya berat siswa) x (perpindahan siswa) = 450 x 3 = 1350 joule

Dengan demikian :
P = W/t
P = 1350 / 6
P = 225 watt

 9.Dalam 2 menit sebuah lampu menggunakan energi listrik sebanyak 3000 joule. Tentukan daya lampu tersebut!

Jawaban
Ubah menit menjadi detik, 2 menit = 120 detik

P = W/t
P = 3000 / 120
P = 25 watt

10.Perhatikan gambar!



Seorang anak membawa kotak yang beratnya 50 Newton dari titik A menuju B, kemudian kembal lagi ke A. Menurut fisika, berapakah usaha yang dilakukan anak?

Jawaban
Kotak  akhirnya tidak berpindah tempat, sehingga perpindahannya adalah nol
W = gaya x perpindahan = 0

23 Judul Skripsi Hukum Pidana Terbaru

22.43 Posted by Harri Pranata , 1 comment
Mungkin beberapa judul Skripsi Hukum Pidana di bawah ini dapat membantu kamu untuk mendapatkan judul penelitian yang tepat bagi skripsi kamu.
1. PERANAN VISUM ET REPERTUM DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA PADA TAHAP PENYIDIKAN ( STUDI DI KEPOLISIAN RESORT KOTAMADYA MALANG )

2. TINJAUAN TENTANG PENCABUTAN KETERANGAN TERDAKWA DALAM PERSIDANGAN DAN IMPLIKASI YURIDISNYA TERHADAP KEKUATAN ALAT BUKTI (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI KELAS IA SURAKARTA)

3.TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PHEDOFILIA

4. KODE SUMBER (SOURCE CODE) WEBSITE SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM TINDAK PIDANA TERORISME DI INDONESIA (STUDI KASUS WEBSITE ANSHAR.NET)

5.EKSISTENSI GRASI DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

6.PERANAN PENYIDIK DALAM MEMBANTU PENYELESAIAN TINDAK PIDANA NARKOBA (STUDI DI POLRES D.I YOGYAKARTA)

7.TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENAHANAN ATAS AUNG SAN SUU KYI OLEH PEMERINTAH MYANMAR MENURUT INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS

8.EKSISTENSI GRASI DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

9.Tinjauan Yuridis Pelanggaran Rahasia Kedokteran          
  
10. Tinjauan Atas Penyalahgunaa Ijin Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS) Bagi Warga Negara Asing         
11. Pertanggungjawaban Tindak Pidana Penyalahgunaan Kartu Kredit Orang Lain
  
12. Hubungan Kausalitas Dalam Pembuktian Tindak Pidana Pembunuhan   

13.Analisis Yuridis Pemalsuan Surat Persetujuan Istri Dalam Melakukan Poligami      

14. Perlindungan Nasabah Bank Dalam Penggunaan Internet Banking Atas Terjadinya Cyber crime   

15.  Tinjauan Yuridis Keabsahan Pengajuan Kasasi Atas Putusan Praperadilan   

16. Pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah Dalam Transaksi Perbankan         

17.Penjatuhan Pidana Mati Dalam Sistem Hukum Indonesia         

18. Peranan Kepolisian Dalam Tindak Pidana Hacking Terhadap Perbankan  
    
19. Tinjauan Atas Pengajuan Praperadilan oleh Pihak Ketiga Atas Penghentian Penyidikan Atau Penuntutan Dalam Perkara Korupsi              

20. Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Illegal Logging        

21. Penegakan Hukum Pidana Dalam Kasus Illegal Logging Berdasarkan UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan          

22. Tinjauan Yuridis Atas Kasus Pembunuhan Berencana Yang didahului Tindak Pidana Perkosaan  

23. Tinjauan Atas Permohonan Kasasi Winai Nakprasit dan Sawong Tiectacun Dalam Perkara Illegal Fishing

Unsur-Unsur Intrinsik Drama

14.19 Posted by Harri Pranata , No comments
Unsur-unsur intrinsik drama adalah sebagai berikut :
1.Plot atau kerangka cerita, merupakan jalinan cerita atau kerangka dari 
awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yang
berlawanan. Unsur-unsur plot dijelaskan di bawah ini :
a) Pelukisan awal cerita.
b) Komplikasi atau pertikaian awal.
c) Klimaks atau titik puncak cerita.
d) Resolusi atau penyelesaian.
e) Keputusan
 
Jenis-Jenis Plot atau Kerangka Cerita
Plot atau kerangka cerita drama ada tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Sirkuler, artinya cerita berkisar pada satu peristiwa saja.
2) Linier, artinya cerita bergerak secara berurutan dari A-Z.
3) Episodik, yaitu jalinan cerita itu terpisah, kemudian bertemu pada akhir
cerita.

2. Penokohan atau perwatakan, yaitu orang yang berperan dalam drama.
Perwatakan penokohan dapat dibedakan menjadi berikut ini.
1) Protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita.
2) Antagonis, yaitu tokoh yang menentang cerita.
3) Tritagonis, yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun
antagonis.

3. Dialog, yaitu percakapan dalam drama. Dalam drama, dialog harus
memenuhi dua tuntutan berikut ini.
1) Dialog harus menunjang gerak dan laku tokohnya.
2) Dialog dalam pentas harus lebih tajam daripada dialog sehari-hari.

4. Setting/landasan/tempat kejadian cerita biasanya disebut juga latar cerita.
Setting biasanya mencakup hal-hal berikut.
1) Setting tempat berhubungan dengan ruang waktu, misalnya di Jawa
dan tahun berapa.
2) Setting waktu berarti apakah lakon terjadi di waktu siang, sore, atau
malam hari.

5. Tema atau nada dasar cerita merupakan gagasan pokok yang terkandung
dalam drama.

6. Amanat atau pesan pengarang yang hendak disampaikan pengarang
melalui dramanya harus dicari oleh pembaca atau penonton. Amanat
adalah maksud yang terkandung dalam suatu drama.

Contoh Resensi Buku atau Novel

22.30 Posted by Harri Pranata , No comments
Resensi buku atau novel adalah kupasan atau pembahasan tentang buku yang biasanya disiarkan
melalui media massa, seperti surat kabar dan majalah.  

Apakah tujuan membuat resensi?
Tujuan resensi adalah memberi informasi kepada masyarakat akan kehadiran suatu buku. Pembuat resensi disebut resensator. Sebelum membuat resensi, resensator harus membaca buku itu terlebih dahulu. Sebaiknya, resensator memiliki pengetahuan yang memadai, terutama yang berhubungan dengan isi buku yang akan diresensi.

Unsur-unsur atau langkah-langkah dalam meresensi sebuah buku
     1.       Judul resensi
     2.       Identitas buku
     3.       Kepengarangan
     4.       Sinopsis
     5.       Keunggulan dan kelemahan buku
     6.       Gaya bahasa
     7.       Simpulan

1.Judul resensi bukan judul buku. Judul resensi adalah judul karangan dari penulis resensi berdasarkan sesuatu yang menurutnya menarik dan bermakna sesuai isi resensinya.

2. Identitas buku meliputi:
-          Judul buku
-          Pengarang
-          Penerbit
-          Tahun terbit
-          Jumlah halaman
-          Harga

3. Kepengarangan yaitu isi resensi berkenaan dengan diri pengarang buku, antara lain riwayatnya dalam dunia mengarang/tulis-menulis, karya-karyanya, keterkaitan karya yang diresensi dengan karya lainnya.

4. Sinopsis adalah kilasan isi buku.

5. Keunggulan dan kelemahan buku berkenaan dengan apa kelebihan dan kekurangan buku yang bersangkutan. Kelebihan dan kekurangan ini seperti menarik/tidaknya cerita, kedalaman makna, pilihan kata, keterkaitan dengan fakta kehidupan nyata, dll. Termasuk dalam kelebihan dan kekurangan ini adalah kondisi fisik buku, seperti gambar kulit depan menarik/tidak, kertasnya berkualitas tinggi/rendah, dll.

6.Gaya bahasa adalah cara bercerita penulis, seperti pilihan kata, bahasa mudah dimengerti, banyak memakai bahasa sehari-hari/populer, dsb.  Gaya bahasa ini kadang dimasukkan ke dalam kelebihan dan kekurangan karya.

7.Simpulan berisi pernyataan penulis resensi tentang bagus tidaknya buku dan pihak-pihak yang tepat sebagai pembaca buku tersebut. 
Contoh kalimat simpulan resensi : Buku ini sangat bagus dan sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang sedang menekuni bidang bahasa.
 
Judul Novel                : Negeri 5 Menara Judul resensi novel      : Negeri 5 Menara Pengarang                  : A. Fuadi Penerbit                     : Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit               : Agustus 2010 Kota Terbit                : Jakarta Jumlah Halaman         : 424 hal


Resensi Novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi yang merupakan novel best seller ini, menceritakan kisah lima orang sahabat yang mondok di sebuah pesantren yaitu Pondok Madani (PM). Novel best seller ini merupakan novel pertama dari trilogi yang secara apik bercerita tentang dunia pendidikan khas pesantren, lengkap dengan segala pernak-pernik kehidupan para santrinya.

Alif Fikri adalah seorang yang sangat menginginkan sekolah di SMA Bukittinggi Sumatera Barat dengan berbekal nilai ujian yang lumayan bagus. Namun mimpinya seakan sirna, musnah tak berbekas, karena Amaknya tidak mengijinkan. Beliau ingin Alif sekolah di Madrasah Aliyah yang berbasik agama, dengan alasan Amak ingin Alif menjadi Ustad (Ulama). Dengan setengah hati, Alif menerima keinginan Amaknya untuk sekolah agama.

Awal mulanya dia sangatkaget dengan segala peraturan ketat dan kegiatan pondok. Untunglah, dia menemukan sahabat-sahabat dari berbagai daerah yang benar² menyenangkan. Niatan setengah hatinya kini telah menjadi bulat. Di bawah menara PM inilah mereka berlima justru menciptakan mimpi²i lewat imajinasinya menatapi langit dan merangkai awan-awan menjadi negeri impian. Mereka yakin kelak impian itu akan terwujud. Karena mereka yakin akan mantra ampuh yang mereka dapatkan dari Kyai Rais (Guru Besar PM), yaitu man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.

Kelebihan novel ini adalah mengubah pola pikir kita tentang kehidupan pondok yang hanya belajar agama saja. Karena dalam novel ini selain belajar ilmu agama, ternyata juga belajar ilmu umum seperti bahasa inggris, arab, kesenian dll. Pelajaran yang dapat dipetik adalah jangan pernah meremehkan sebuah impian setinggi apapun itu, karena allah Maha mendengar doa dari umatNya.
 

15 Majas dalam Bahasa Indonesia

14.13 Posted by Harri Pranata , No comments
Apakah kamu pernah mendengar kata "Majas"? Majas sering disebut juga dengan gaya bahasa. Menurut situs wikipedia, Majas adalah  pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Nah terdapat berbagai jenis majas dalam bahasa Indonesia, antara lain :

1. Litotes
Majas yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan
merendahkan diri. Sesuatu hal dinyatakan kurang dari keadaan sebenarnya
atau suatu pikiran dinyatakan dengan menyangkal lawan
katanya. Contoh:
a. Kedudukan saya ini tidak ada artinya sama sekali.
b. Apa yang kami hadiahkan ini sebenarnya tidak ada artinya
sama sekali bagimu.

2. Paradoks
Majas yang mengandung pertentangan nyata dengan fakta-fakta
yang ada. Paradoks dapat juga berarti semua hal yang menarik perhatian
karena kebenarannya. Contoh:
a. Ia mati kelaparan di tengah-tengah kekayaan yang
berlimpah-limpah.
b. Dina merasa kesepian di tengah-tengah keramaian kota.

3. Pleonasme
Majas ini mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang
diperlukan. Contoh:
a. Saya telah mendengar hal itu dengan telinga saya sendiri.
b. Saya melihat kejadian itu dengan mata kepala saya
sendiri.

4. Elipsis
Majas ini berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang
dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau
pendengar, sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi
pola yang berlaku. Contoh:
Masihkah kau tidak percaya bahwa dari segi fisik engkau
tak apa-apa, badanmu sehat; tetapi psikis ... .

5. Metonimia
Majas ini mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu
hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. 

Contoh:
Pena lebih berbahaya dari pedang.

6. Persamaan atau simile
Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang
dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit adalah langsung
menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia
memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan
itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan
sebagainya. 

Contoh:
a. Kikirnya seperti kepiting batu.
b. Mukanya merah laksana kepiting rebus.

7. Metafora
Majas ini semacam analogi yang membandingkan dua hal secara
langsung
, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya
darat, buah hati, cindera mata, dan sebagainya. Makna sebuah
metafora dibatasi oleh sebuah konteks. 

Contoh:
Perahu itu menggergaji ombak.

8. Personifikasi
Majas kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolaholah
memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi (penginsanan)
merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang mengiaskan
benda-benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia.
Contoh:
a. Angin yang meraung di tengah malam yang gelap itu
menambah lagi ketakutan kami.
b. Kata-katanya tajam seperti mata pisau.

9. Ironi atau sindiran
Majas ini ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud
berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya.
Contoh:
a. Saya tahu Anda adalah seorang gadis yang paling cantik
di dunia ini yang perlu mendapat tempat terhormat!
b. Kamu datang sangat tepat waktu, sudah 5 mobil tujuan
kita melintas.

10. Sinisme
Sinisme adalah sindiran yang berbentuk kesangsian yang
mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Contoh:
Tidak diragukan lagi bahwa Andalah orangnya, sehingga
semua kebijaksanaan terdahulu harus dibatalkan seluruhnya!

11. Sarkasme

Majas ini lebih kasar dari ironi dan sinisme. Majas sarkasme
mengandung kepahitan dan celaan yang getir. Contoh:
a. Mulut harimau kau!
b. Lihat sang Raksasa itu! (maksudnya si Cebol)

12. Sinekdoke
Semacam bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari
sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau
mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totem
pro parte). Contoh:
a. Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp 1.000,00
(pars pro toto).
b. Pertandingan sepak bola antara Indonesia melawan Malaysia
berakhir dengan kemenangan Indonesia (totem
pro parte).

13. Hiperbola
Majas yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan,
dengan membesar-besarkan sesuatu hal. Contoh:
a. Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampir
meledak kepalaku.
b. Sudilah tuan mampir di gubuk sederhana saya.

14. Eufimisme
Majas yang menyatakan sesuatu dengan ungkapan yang lebih
halus. Contoh:
a. Untuk menjaga kesetabilan ekonomi, pemerintah menetapkan
kebijakan penyesuaian harga BBM. (kenaikan
harga).
b. Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan itu
merumahkan sebagian karyawannya. (mem-PHK).

15. Retoris
Majas ini berupa pertanyaan yang tidak menuntut suatu jawaban.
Contoh:
Bukankah kita ini bangsa yang beragam adat, suku, dan
budaya, mengapa hendak diseragamkan?

Perbedaan Kata Utama dan Kata Tugas

14.04 Posted by Harri Pranata , No comments
Artikel ini merupakan basic atau pelajaran dasar dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Mungkin adik-adik ada yang sudah lupa tidak ada salahnya untuk membaca kembali artikel pendidikan ini.

Perbedaan Kata Utama dan Kata Tugas

-Kata Utama
       Kata utama yaitu kata yang memupunyai makna leksikal, yaitu makna kata itu sendiri. Kata yang termasuk dalam kelompok ini bersifat terbuka, jumlah katanya dapat terus bertambah. Yang termasuk kata utama  adalah kelas kata berikut:
1. kata benda (nomina), yaitu kata yang berfungsi utama sebagai subjek atau objek kalimat, yang menyatakan orang, barang, atau gagasan, misalnya: Ibrahim, ketaping, kota, laut, pendidikan
2. kata kerja (verba), yaitu kata yang berfungsi utama sebagai predikat, yang menyatakan perbuatan, proses, atau keadaan, misalnya: duduk, mengetik, mengaji (perbuatan); berkembang, menguning (proses); benci, cinta, mengerti (keadaan)
3. kata sifat (adjektiva), yaitu kata yang berfungsi utama memerikan  atau mewatasi kata benda, yang menyatakan sifat atau keadaan, misalnya: baik, jelas, gembira, putih, panjang.



-Kata Tugas
       Kata tugas yaitu kata yang tidak mempunyai makna leksikal atau kata yang maknanya baru jelas di dalam hubungannya dengan  kata lain. Kata yang termasuk kelompok ini bersifat tertutup, jumlah anggotanya terbatas. Yang termasuk ke dalam kata tugas adalah kelas kata berikut:
1. kata ganti (pronomina), yaitu kata yang bertugas mengganti kata benda. Kata ini terbagi atas:
    a. kata ganti orang
pertama:  aku, ku, kami, kita, saya
kedua : kamu, engkau, mu, kau, kalian, kamu sekalian
ketiga : dia, ia, nya, beliau, mereka


    b. kata ganti penunjuk
        ini, itu, sini, situ, sana


     c. kata ganti tanya
         siapa, apa, mana, mengapa, kapan, bila, ke mana, dari mana, bagaimana, berapa

2. kata depan (preposisi)

     yaitu kata yang digunakan bersama-sama kata lain terutama kata benda untuk menentukan hubungan kata, terutama kata benda itu dengan kata lain dalam kalimat, misalnya: di, ke, dari, dengan, oleh, secara, pada, kepada, bagi, untuk, tentang, dalam.

3. Kata penghubung
dan, tetapi, atau, serta; karena, sebab, jika, kalau, meskipun, walaupun, ketika, agar, supaya, sehingga, bahwa


4. kata keterangan
sangat, sekali, amat, hanya, cuma, segera, lebih, barangkali, mungkin, agak, sebaiknya, seharusnya

5. kata sandang
sang, si, hang, dang, para

6. kata seru
wah, aduh, bah, cis, cih, amboi, masyaallah, astagfirullah 


7. partikel, yaitu kata lah, kah, tah, dan pun.
partikel tah berfungsi membentuk kalimat tanya yang tidak membutuhkan jawaban, contoh:
Apakah gerangan maksud orang itu?


Sudah tidak bingung lagi kan mengenai kata tugas dan kata utama?

9 Ciri-Ciri Makhluk Hidup

14.28 Posted by Harri Pranata , , No comments
Apakah sudah mengetahui apa saja ciri-ciri makhluk hidup. Secara umum, ada 9 ciri-ciri makhluk hidup. Oh iya, yang termasuk makhluk hidup dalam biologi adalah manusia, hewan, dan tumbuhan ya.
Berikut adalah 9 ciri-ciri makhluk hidup.

1 . B e r g e r a k
Bergerak adalah merupakan perubahan posisi, baik seluruh tubuh atau sebagian.
Hal ini disebabkan oleh adanya tanggapan terhadap rangsang. Gerak yang
dilakukan pada tumbuhan antara lain : gerak menutupnya daun putri malu
jika disentuh, gerak ujung batang dari bawah ke atas ke arah sinar
matahari
, dan gerak membukanya biji lamtoro disebabkan perubahan kadar
air. Pada hewan juga terdapat gerak, antara lain : gerak aktif pada
hewan vertebrata yaitu alat gerak berupa otot, gerak pasif pada hewan
vertebrata yaitu alat gerak berupa tulang, dan gerak pada manusia yaitu
berjalan, berlari dan lain-lain.

2 . Peka Terhadap Rangsang (iritabilitas)
Tumbuhan, hewan dan manusia mempunyai kepekaan terhadap rangsang (iritabilitas). Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut:
  • Pada tumbuhan, daun putri malu bila diberi rangsang sentuhan akan menanggapi rangsang dengan menutup daunnya.
  • Pada hewan, ayam ketika fajar menyingsing akan berkokok.
  • Manusia jika diberi bau yang merangsang akan menanggapi rangsang, misalnya bersin.
3 . Memerlukan Makanan (nutrisi)
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan
.
Hal ini bertujuan agar dapat mempertahankan hidup, menghasilkan energi,
dan pertumbuhan. Setiap makhluk hidup mempunyai cara yang berbeda-beda
dalam memperoleh makanan. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri melalui
proses fotosintesis. Hewan dan manusia tidak dapat membuat makanan
sendiri, tetapi tergantung pada makhluk hidup lainnya.


4 . Bernafas (respirasi)
Bernafas adalah pengambilan oksigen untuk oksidasi makanan, sehingga memperoleh
energi dan mengeluarkan karbondioksida sebagai zat sisa. Hewan
vertebrata di darat bernafas dengan paru-paru, ikan bernafas dengan
insang, cacing bernafas dengan kulit. Tumbuhan, pada daun bernafas
melalui stomata, pada batang melalui lentisel dan di akar melalui
bulu-bulu akar. Manusia bernafas dengan paru-paru.
 
5 . Tumbuh dan Berkembang
Tumbuh
adalah bertambahnya volume atau ukuran makhluk hidup yang irreversible.
Berkembang adalah proses menuju kedewasaan yang dipengaruhi oleh
hormon, nutrisi dan lingkungan.
 
6 . Berkembangbiak (reproduksi)
Berkembangbiak adalah memperbanyak diri untuk mempertahankan kelestarian jenisnya. Cara berkembangbiak sebagai berikut :

  • Secara kawin/generatif, yaitu perkembangbiakan yang melibatkan sel telur dan sel sperma.
  • Secara tak kawin/vegetatif, yaitu
    perkembangbiakan yang tidak melibatkan sel telur dan sel sperma,
    melainkan melibatkan sel tubuh.
7 . A d a p t a s i
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan untuk mempertahankan diri. Terdapat tiga macam adaptasi, yaitu:
  • Adaptasi morfologi, yaitu
    penyesuaian diri terhadap alat-alat tubuhnya. Contoh: burung elang
    mempunyai kuku yang tajam untuk menerkam mangsa. Bunga teratai mempunyai
    daun yang lebar untuk memperluas bidang penguapan.
  • Adaptasi fisiologi, yaitu penyesuian
    diri terhadap lingkungan dengan fungsi alat-alat tubuh. Contoh :
    Manusia menambah jumlah sel darah merah bila berada di pegunungan.
    Kotoran unta kering , tetapi urinenya kental
  • Adaptasi tingkah laku, yaitu
    penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan tingkah lakunya. Contoh:
    Bunglon mengubah warna tubuhnya, ikan paus muncul ke permukan secara
    periodik.
8 . Re g u l a s i
Regulasi adalah proses pengaturan keserasian di dalam tubuh organisme yang diatur oleh syaraf dan hormon. 

9 . E k s k r e s iEkskresi adalah proses pengeluaran sisa-sisa metabolisme tubuh. Dalam proses
oksidasi makanan selain menghasilkan energi, tubuh organisme juga
menghasilkan zat sisa yang harus dikeluarkan dari tubuh. Apabila zat
sisa tersebut tidak dikeluarkan akan membahayakan tubuh. Contoh: Manusia
mengeluarkan karbondioksida melalui paru–paru, ikan mengeluarkan
karbondioksida melalui insang.