Soal, Jawaban, dan Materi Sekolah dari SD sampai Universitas

Tampilkan postingan dengan label Manajemen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Manajemen. Tampilkan semua postingan

Memahami Float dalam Manajemen Kas

Dalam praktik bisnis, suatu perusahaan yang sudah besar pada umumnya menggunakan jasa bank untuk memfasilitasi berbagai transaksi yang dilakukan perusahaan. Sering kali terdapat perbedaan antara saldo kas yang ada dalam catatan buku perusahaan (firm's book balance) dan saldo yang ada pada rekening perusahaan di bank (available balance). Perbedaan inilah yang dikenal dengan istilah float, yang mencerminkan dampak dari adanya cek perusahaan yang masih dalam proses kliring.

Disbursement Float
Cek yanh ditulis perusahaan akan menimbulkan disbursement float, karena akn menurunkan saldo kas dalam catatan buku perusahaan, tetapi belum mengubah saldo kas perusahaan di bank sampai dengan cek tersebut diuangkan. Sebagai contoh, perusahaan General, mempunyai Rp 100 juta rekening giro di bank. Pada tanggal 8 Oktober 2008 perusahaan membeli bahan baku dan membayar menggunakan cek Rp 100 juta. Saldo kas pada catatan buku perusahaan akan berkurang sebesar Rp 100 juta.
Bank perusahaan General tidak akan mengetahui cek tersebut sampai saat diuangkan, saldo kas perusahaan di bank akan lebih tinggi sebesar Rp 100 juta dibandingkan dengan saldo kas dalam catatan buku perusahaan. Jadi sebelum tanggal 8 Oktober 2008 perusahaan General mempunyai zero float.
Float = Firm's available balance - Firm's book balance
         = Rp 100 juta - Rp 100 juta
         = Rp 0
Posisi perusahaan General antara 8 Oktober sampai dengan 15 Oktober 2008 adalah :
Disbursement float = Firm's available balance - Firm's book balance
                                  = Rp 100 juta - Rp 0
                                  = Rp 100 juta
Selama cek dalam proses kliring, perusahaan dapat memperoleh manfaat dengan menginvestasikan sementara kas yang ada di bank pada surat berharga, sehingga perusahaan memperoleh bunga.
Collection Float dan Net Float
Cek yang diterima perusahaan akan menimbulkan collection float, yang akan segera meningkatkan saldo kas dalam catatan buku perusahaan (book balance) tetapi tidak segera menimbulkan perubahan pada saldo kas perusahaan di bank (available balance).
Sebagai contoh, perusahaan General pada 20 Oktober 2008 menerima cek dari pelanggan Rp 100 juta. Perusahan mencatat penerimaan cek tersebut pada buku perusahaan General sehingga meningkatkan saldo kasnya sebesar Rp 100 juta menjadi Rp 200 juta. Akan tetapi tambahan saldo kas tidak tampak pada saldo kas perusahaan General di bank, sampai cek tersebut diuangkan ke bank pelanggan lada tanggal 30 Oktober 2008. Sebelum 20 Oktober 2008 posisi perusahaan General adalah :
Float = Firm's available balance - Firm's book balance
         = Rp 100 juta - Rp 100 juta
         = Rp 0
Posisi perusahaan General antara 20 Oktober sampai 30 Oktober 2008 adalah :
Collection float = Firm's available balance - Firm's book balance
                           = Rp 100 juta - Rp 200 juta
                           = Rp - 100 juta
Pada umumnya, aktifitas pembayaran (disbursement) akan menghasilkan disbursement float dan aktifitas pengumpulan (collection) akan menghasilkan collection float.
Jumlah dari disbursement float dan collection float disebut net float. Net float pada saat tertentu menunjukkan seluruh perbedaan antara firm's available balance dan firm's book balance.
Jika net float positif, berarti disbursement float lebih besar dari collection float, dan firm's available balance lebih besar dari firm's book balance. Jika available balance lebih kecil dari book balance berarti perusahaan mempunyai net collection float.
Perusahaan seharusnya lebih memperhatikan net float dan available balance lebih besar dari book balance. Jika manajer keuangan mengetahui cek yanh telah ditulis perusahaan belum dikliring selama beberapa hari, manajer keuangan dapat mempertahankan saldo kas yang rendah di bank, sehinhga memungkinkan perusahaan untuk menginvestasikannya.
Sebagai contoh, rata-rata penjualan perusahaan Exxon Mobil per hari mencapai USD 690 juta. Jika pengumpulan kas Exxon Mobil dapat dipercepat satu hari saja, maka perusahaan akan mempunyai kas USD 690 Juta untuj diinvestasikan. Misalkan tingkat keuntungan sebesar 0,01% per hari, maka jumlah bunga yang diperoleh setiap hari sebesar USD 69.000,-

Manajemen Kas - Motivasi Perusahaan Mengadakan Kas

Motivasi Perusahaan Mengadakan Kas

Kas sering disebut sebagai aktiva yang tidak menghasilkan (nonearning asset). Kas diperlukan untuk menjaga likuiditas perusahaan, seperti membayar tenaga kerja, membeli bahan baku, membayar utang, bunga, dan lain sebagainya. Akan tetapi jika kas yang dimiliki disimpan di brankas perusahaan, kas tersebut tidak menghasilkan. Dengan demikian tujuan manajemen kas adalah untuk menjaga saldo kas perusahaan yang cukup untuk menjalankan aktivitas usaha yang normal. Besar kecilnya saldo kas yang dianggal cukup oleh suatu perusahaan tergantung pada karakteristik perusahaan dan manajemen. Namun demikian secara umum ada beberapa alasan atau motivasi perusahaan untuk mengadakan sejumlah kas.

a. Motif transaksi ( Transaction motive)

Perusahaan mengadakan kas untuk memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan transaksi yang dilakukan perusahaan sehubungan dengan kegiatan operasional perusahaan seperti membeli bahan baku, membayar upah atau gaji karyawan, membayar bunga, deviden, pajak, dan sebagainya. Pengeluaran dan penerimaan kas perusahaan tidak selamanya seimbang, sehingga dibutuhkan sejumlah kas untuk keperluan pengaman agar tidak mengganggu kelancaran kegiatan perusahaan.

b. Motif spekulasi (Speculative motive)

Kas untuk spekulasi diperlukan agar perusahaan dapat memanfaat peluang bisnis yang menguntungkan, seperti suki bunga yang menarik, perubahan nilai tukar mata uang, dan sebagainya. Pada kebanyakan perusahaan, cadangan kemampuan untuk meminjam dan surat-surat berharga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kas untuk motif spekulasi.

c. Motif berjaga-jaga (Precautionary motive)

Perusahaan mengadakan kas untuk mengamankan kegiatan perusahaan terhadap kondisi yang bersifat tidak pasti, seperti terjadinya bencana alam dan sebagainya. Karena nilai surat-surat berharga pasar uang seperti SBI relatif stabil, perusahaan tidak perlu mengadakan sejumlah kas yang cukup besar untuk motif berjaga-jaga, tetapi cukup menginvestasikan dalam bentuk surat berharga pasar uang yang sangat likuid.

d. Motif saldo kompensasi ( Compensating balances motive)

Motif saldo kompensasi merupakan salah satu alasan perusahaan untuk mengadakan kas. Perusahaan memiliki saldo kas tertentu di bank dalam bentuk rekening giro, sebagai kompensasi atas jasa pelayaban yang diberikan bank kepada perusahaan.

Ketika perusahaan memiliki kas melebihi kebutuhan minimum, perusahaan menanggung biaya kesempatan (opportunity cost). Opportunity cost atas kelebihan kas yang dimiliki perusahaan sama dengan pendapatan bunga yang seharusnya diperoleh perusahaan jika kelebihan kas tersebut disimpan dalam bentuk tabungan di bank. Dengan adanya opportunity cost, mengapa perusahaan tetap memiliki kas yang melebihi kebutuhannya? Ini karena saldo kas tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas transaksi perusahaan. Apabila perusahaan memiliko saldo kas yang terlalu sedikit, perusahaan dapat menghadapi kehabisan kas. Ini dapat menyebabkan perusahaan harus mencari dana jangka pendek, baik berupa pinjaman atau penjualan surat berharga, yang juga membutuhkan berbagai biaya. Untuk menentukan saldo kas yang tepat, perusahaan sebaiknya mempertimbangkan manfaat (benefit) mengadakan kas dan biaya yang timbul akibat dari pengadaan kas tersebut.

Manajemen Kas versus Manajemen Likuiditas

Dalam membahas manajemen kas perlu dibedakan antara manajemen kas yang sesungguhnya dan manajemen likuiditas. Perbedaan ini sering merupakan sumber ketidakjelasan karena istilah kas dalam praktik sering digunakan untuk dua pengertian yang berbeda.

Pertama, kas yang merujuk pada kas sesungguhnya yang ada di perusahaan. Kedua, manajer keuangan sering menggunakan istilah kas tetapi meliputi juga surat-surat berharga (marketable securities), yang kadang-kadang disebut setara kas (cash equivalents atau near cash).

Perbedaan manajemen kas dengan manajemen likuiditas adalah jelas. Manajemen luiditas berkaitan dengan jumlah optimal aktiva likuid yang harus dimiliki perusahaan, sedangkan manajemen kas lebih erat kaitannya dengan mengoptimalkan mekanisme untuk pengumpulan dan pendistribusian kas.

INTEGRASI FUNGSI SDM DALAM STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN

23.32 Posted by Viviendo Mi Mejor Vida , , , , No comments
Berikut ini sharing artikel tentang Manajemen Sumber Daya Manusia yang bisa digunakan untuk menambah pengetahuan teman-teman yang masih kuliah atau praktisi bisnis. Artikel ini membahas tentang bagaimana pengintegrasian fungsi-fungsi SDM di dalam penerapan strategi bisnis yang dilakukan oleh para pengambil kebijakan yang berkaitan dengan SDM.



Pengintegrasian fungsi SDM dalam strategi bisnis perusahaan mengacu pada upaya pendefinisian ulang tentang kondisi organisasi, peran dan kemampuan organisasi mengenai masalah bisnis. Hal ini dapat dilakukan dengan pendefinisian yang jelas mengenai peran, perilaku, kegiatan, dan tanggungjawab masing-masing karyawan sehingga karyawan mampu meningkatkan kinerjanya dengan menguasai atau memiliki bakat dan keahlian sesuai bidang kerjanya, mampu mengembangkan diri, bekerjasama dalam tim kerja sehingga memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Meningkatnya kinerja perusahaan akan memberikan dampak positif terhadap kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. 

Usaha-usaha untuk mengintegrasikan fungsi-fungsi SDM dalam strategi bisnis perusahaan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu pertama, mencocokkan atau menyesuaikan gaya manajerial atau aktivitas personil, kedua, meramalkan kebutuhan tenaga kerja dengan memberikan sasaran-sasaran strategis atau kondisi lingkungan yang pasti, dan ketiga, menyediakan sarana-sarana integrasi SDM dalam usaha secara menyeluruh untuk menyesuaikan strategi dan struktur perusahaan. Winter 1985, mengkategorikan derajat integrasi antara strategi perusahaan dan fungsi SDM kedalam empat level meliputi administrative linkage, one way linkage, two way linkage, dan integrative linkage. 

Administrative linkage diindikasikan oleh suatu keadaan dimana SDM memerankan peranan personal yang masih tradisional yang memberikan dukungan operasional, pengembangan program untuk mengisi berbagai keinginan melalui perusahaan. One way linkage , pada tahap ini terdapat rangkaian hubungan antara fungsi-fungsi SDM dan strategi bisnis perusahaan. Fungsi SDM adalah mendesain sistem dan program untuk mendukung sasaran strategis perusahaan, bahkan SDM bertindak untuk membuat strategi inisiatif tapi tidak mempengaruhi strategi tersebut. Two way linkage, level integrasi ini diindikasikan dengan adanya hubungan yang interdependen dan resiprokal antara fungsi SDM dan strategi kompetitif perusahaan. Pada kondisi ini, top manajer dan para perencana bisnis mengetahui bahwa rencana bisnis akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aktivitas SDM. Dengan kata lain, fungsi SDM dianggap penting dan dapat dipercaya. Integrative linkage, dikarakterisasikan dengan hubungan dinamis, interaktif antara fungsi SDM dan strategi kompetitif perusahaan. Interaksi terjadi baik secara formal maupun informal. Dalam kondisi ini, senior HR executive dianggap sebagai patner strategi bisnis bagi eksekutif senior yang lain. 

Hubungan diantara faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi antara fungsi-fungsi SDM dan strategi bisnis perusahaan ditunjukkan dalam gambar berikut ini:

 Hubungan antara Fungsi SDM dengan Strategi Perusahaan



Sumber: Buller, P.F. Successful Patnerships: Human Resources and Strategis Planning at Eight Top Firm. Organizational Dynamics, pp. 41

Dari gambar diatas dapat kita simpulkan bahwa integrasi fungsi SDM dan strategi bisnis perusahaan sangat penting untuk menciptakan keunggulan kompetitifperusahaan. Melalui integrasi tersebut diharapkan tercapai efektivitas fungsi SDM dalam melakukan fungsinya, memberikan nilai tambah bagi organisasi, memperbaiki kinerja perusahaan, dan meningkatkan fleksibilitas organisasi untuk mampu beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan lingkungan bisnis sehingga perusahaan mampu memenangkan persaingan bisnis dalam lingkungan bisnis yang makin kompetitif.

Konsep Dasar Teori Ilmu Ekonomi Mikro (2)


Masalah-masalah dalam Ekonomi

Kelangkaan atas sumber ekonomi menjadi masalah utama yang timbul dalam ekonomi. Keinginan manusia yang tidak terbatas dibandingkan alat pemuas kebutuhan yang terbatas menyebabkan kelangkaan. Alat pemuas kebutuhan berupa sumber daya tentunya terbatas dan langka. Sehingga dengan keinginan dan kebutuhan yang tak terbatas menyebabkan sumber daya menjadi langka.

Adapun beberapa contoh kelangkaan yang muncul dalam ekonomi yaitu :
a)      Kelangkaan atas bahan makan pokok
b)      Kelangkaan atas sumber daya migas seperti solar, minyak tanah, dan lain-lain.

Masalah pokok dalam ekonomi menurut Teori Klasik dan Teori Modern

Masalah pokok di dalam ilmu ekonomi dapat kita tinjau dari 2 sudut pandang, yaitu menurut pandangan Teori Klasik yang dipelopori oleh Adam Smith dan menurut pandangan Teori Modern yang dipelopori oleh Paul A. Samuelson.

Adam Smith memandang adanya 3 masalah pokok dalam ekonomi dalam Teori Klasik yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi.
1)      Produksi.
Produksi merupakan semua upaya yang dilakukan untuk menambah atau meningkatkan nilai manfaat dari suatu barang. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan tidak pernah puas dibandingkan produksi barang dan jasa yang terbatas, maka produksi akan selalu menjadi masalah pokok di dalam ekonomi.
2)      Distribusi
Distribusi merupakan semua upaya yang dilakukan untuk mendistribusikan atau menyalurkan barang / produk dari hasil produksi mulai dari tangan pertama produsen hingga barang tersebut bisa sampai di tangan pemakai (user).
3)      Konsumsi
Konsumsi merupakan semua upaya yang bertujuan untuk mengurangi nilai manfaat dari suatu barang atau jasa.

Sedangkan menurut Paul A. Samuelson, 3 masalah pokok yang dituangkan dalam Teori Modern yaitu :
1)      What
Apa yang diproduksi atau what dijelaskan sebagai adanya kelangkaan atau keterbatasan atas sumber produksi dimana tidak adanya kemungkinan atas memproduksi sebanyak-banyaknya, oleh karena itu dilakukan seleksi keputusan atas apa saja yang harus diproduksi serta sebera jumlah yang harus diproduksi.
2)      How
Bagaimana produksi dilakukan atau how, bergantung dari jumlah ketersediaan faktor produksi yang ada di setiap wilayah. Dibandingkan dengan negara berkembang, maka negara maju akan cenderung melakukan faktor produksi padat modal yang dipadu dengan kualitas teknologi yang canggih, yang mana justru berbeda dengan negara berkembang yang cenderung menggunakan teknologi skala menengah dan menerapkan padat karya untuk menekan tingkat pengangguran.
3)      For whom
Bagi siapa tujuan hasil produksi atau for whom, pertimbangan dilakukan untuk bagaimana agar hasil produksi yang telah dilakukan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Permintaan dan Penawaran dalam Ilmu Ekonomi

Permintaan merupakan jumlah barang atau produk / jasa yang diminta pada harga dan satuan waktu tertentu. Penawaran merupakan jumlah barang atau jasa yang akan ditawarkan oleh produsen dengan berbagai tingkat harga.

Adapun bunyi dari hukum permintaan yaitu harga yang ditawarkan akan berbanding terbalik dengan kuantitas barang yang diminta. Hukum permintaan ini dapat dijelaskan jika harga barang yang ditawarkan meningkat, maka kuantitas permintaan barang akan berkurang. Sebaliknya jika harga barang yang ditawarkan menurun maka kuantitas barang yang diminta akan meningkat pula. 

Dalam hukum penawaran, berlaku bahwa penawaran barang akan berbanding lurus dengan harga dari barang yang ditawarkan tersebut. Hukum ini dapat dijelaskan bahwa apabila harga barang mengalami kenaikan, maka kuantitas penawaran barang akan turut bertambah. Sebaliknya apabila harga barang yang ditawarkan menurun maka kuantitas barang / jasa yang ditawarkan juga akan mengalami pengurangan.

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan antara lain :

1.      Perilaku atau selera konsumen
Beberapa tahun yang lalu permintaan atas handphone Blackberry meningkat terus dengan pesat, akan tetapi saat ini permintaannya justru menurun dikarenakan perilaku atau selera konsumen yang telah berubah perlahan-lahan.

2.      Ketersediaan dan harga dari barang substitusi dan barang komplementer
Untuk barang substitusi, apabila permintaan atas suatu barang berkurang dikarenakan harga yang meningkat, maka barang substitusinya justru akan mengalami sebaliknya dimana permintaan akan barang substitusi akan meningkat apabila harganya lebih rendah dibandingkan harga barang sebelumnya. Misalnya apabila harga gula pasir putih biasa meningkat sementara harga gula aren / enau lebih rendah maka masyarakat akan lebih memilih mengonsumsi gula aren / enau. Untuk barang komplementer, bila harga suatu barang meningkat dan menyebabkan permintaan atas barang tersebut menurun, maka permintaan atas barang-barang komplementernya juga akan ikut menurun. Sebagai contoh, apabila harga roti tawar meningkat, maka permintaan atas coklat butir atau jam juga akan menurun.

3.      Pendapatan konsumen
Tidak dapat dipungkiri bahwa pendapatan hampir selalu berbanding lurus dengan pengeluaran. Dengan memiliki gaji atau penghasilan yang besar, maka pengeluaran seseorang akan meningkat dan menambah angka permintaan atas suatu barang di pasar.

4.      Forecast harga di masa depan
Jika konsumen memprediksi akan meningkatnya harga suatu barang, maka konsumen akan melakukan pembelian lebih banyak dibandingkan biasanya untuk dijadikan sebagai cadangan atau simpanan. Misalnya apabila diprediksi harga BBM akan meningkat, maka masyarakat akan cenderung membeli BBM lebih banyak untuk disimpan dan digunakan saat harga BBM telah naik.

5.      Intensitas kebutuhan konsumen
Pada saat-saat tertentu, permintaan akan suatu barang akan meningkat. Sebagai contohnya saat menjelang akhir tahun, permintaan akan tiket pesawat untuk tujuan liburan akan meningkat tajam.

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran antara lain :

1.      Biaya dan teknologi yang digunakan untuk produksi
Apabila biaya dan teknologi produksi yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang tinggi maka produsen akan cenderung memproduksi barang tersebut lebih sedikit dengan harga jual yang tinggi karena adanya ketakutan bersaing dengan barang sejenis ataupun tidak lakunya barang yang diproduksi. Teknologi bisa membantu penurunan harga karena barang yang diproduksi bisa lebih banyak.

2.      Tujuan perusahaan
Tingkat penawaran akan suatu barang akan tergantung dari tujuan perusahaan. Apabila perusahaan memiliki tujuan untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya (profit oriented) maka barang yang dijual akan memiliki harga yang tinggi untuk mendapat marjin keuntungan yang besar. Sebaliknya jika perusahaan yang memiliki tujuan menguasai pasar dan memiliki produk yang laku di pasaran maka harga jual yang ditetapkan juga rendah dan marjin keuntungan yang rendah sehingga bisa menarik minat konsumen atas barang yang dihasilkan.

3.      Tingkat pajak
Apabila tingkat pajak atas suatu barang meningkat maka harga yang ditawarkan atas barang tersebut juga akan meningkat dan mengakibatkan permintaan konsumen menjadi menurun.

4.      Ketersediaan dan harga barang substitusi dan komplementer
Apabila harga barang pesaing yang sejenis lebih murah maka konsumen akan membeli barang pesaing tersebut. Hal ini akan menyebabkan penurunan permintaan sehingga pada akhirnya akan terjadi juga penurunan penawaran.

5.      Forecast harga di masa depan
Apabila perusahaan memperkirakan akan adanya kenaikan harga di masa depan karena berbagai faktor, maka produsen akan memproduksi lebih banyak barang / jasa.

Konsep Dasar Teori Ilmu Ekonomi Mikro (1)

23.25 Posted by Viviendo Mi Mejor Vida , , , , No comments


Ilmu ekonomi bisa muncul dalam kaedah keilmuan disebabkan karena banyak dan beragamnya kebutuhan manusia sementara ketersediaan barang dan jasa memiliki jumlah yang terbatas. Yang menjadi dasar dalam ilmu ekonomi yaitu mengenai keputusan yang diambil setiap manusia untuk mengatur alokasi sumber ekonomi terbatas yang dimiliki terhadap tidak terbatasnya alat pemuas kebutuhan.


Pada dasarnya, prinsip kelahiran dari ilmu ekonomi yaitu : 
(1) kelangkaan atau scarcity
(2) pilihan atau choice. 

Berdasarkan prinsip kelahiran ilmu ekonomi tersebut, maka teori dasar mempelajari ilmu ekonomi dijabarkan dalam dua teori yaitu teori ekonomi mikro yang mengulas tentang masalah –masalah parsial dalam kegiatan ekonomi, dan selanjutnya teori ekonomi makro yang mengulas masalah-masalah ekonomi secara global.
 
Teori ekonomi mikro yang sangat sederhana dapat kita perhatikan saat melakukan kegiatan di pasar. Di saat melakukan transaksi, para penjual dan pembeli melakukan bargaining atau tawar-menawar supaya bisa memperoleh harga yang bisa disepakati oleh kedua pihak. 

Hal-hal mendasar yang dipelajari dalam teori ekonomi mikro (micro economics) adalah kegiatan ekonomi yang bersifat parsial, dan fokus pada keputusan konsumen dalam melakukan alokasi pendapatan terbatas yang mereka miliki untuk memenuhi barang dan jasa yang diperlukan, demi mencapai kepuasan yang maksimum. Dalam ekonomi mikro juga dibahas variabel ekonomi yang memiliki lingkup kecil seperti rumah tangga ataupun  perusahaan. Selain itu juga ekonomi mikro membahas tentang bagaimana mekanisme keputusan dan perilaku yang dilakukan oleh variabel ekonomi bisa memberikan dampak pada penawaran dan permintaan atas barang dan jasa yang mana selanjutnya akan menentukan harga. Dan hal ini akan berakibat pada penawaran serta permintaan barang ataupun jasa pada transaksi berikutnya di dalam pasar.

Dalam teori ekonomi mikro mempelajari secara rinci variabel-variabel dalam kegiatan ekonomi serta apa yang terjadi di dalam kegiatan perekonomian yang sedang berlangsung. Sebagai contoh seperti hal-hal yang terjadi di dalam perusahaan, penentuan dan kebijakan perusahaan dalam hal upah, pengalokasian faktor-faktor produksi yang dimiliki, dan lainnya.

Adapun fungsi dari ilmu teori ekonomi mikro yaitu bisa menerangkan kepada kita tentang kegiatan ekonomi yang mana bisa digunakan sebagai acuan dalam melakukan peramalan (forecasting), yang mana bisa memungkinkan kita melakukan forecasting yang bersyarat dengan keberadaan suatu asumsi.

Berikut ini penjelasan singkat mengenai beberapa asumsi umum yang biasanya digunakan dalam ilmu teori ekonomi mikro :
1.      Asumsi rasionalitas = merupakan asumsi yang tidak hanya berlaku dalam teori ekonomi mikro, tetapi berlaku dalam semua teori ekonomi. Dalam asumsi ini, para pelaku ekonomi dianggap bersikap rasional biasa (homo ekonomikus). 

Dalam asumsi ini, rumah tangga keluarga selalu mengupayakan kepuasan yang maksimum atau disebut sebagai utility maximization assumption. Sedangkan apabila dalam perusahaan, asumsi ini menganggap bahwa perusahaan selalu mengupayakan profit yang sebesar-besarnya atau disebut profitmaximization assumption.
2.      Asumsi ceteris paribus = merupakan asumsi bahwa hal-hal lain dianggap tetap atau tidak berubah. Yang terjadi perubahan dalam asumsi ini hanyalah variabel eksplisit sementara itu variabel lainnya yang tidak dibahas dianggap dalam keadaan tetap.
3.      Asumsi penyederhanaan = asumsi ini ditujukan agar bisa mengurangi permasalahan dalam variabel pelaku ekonomi yang kompleks, sehingga dapat dengan mudah dilakukan analisa. Dengan adanya asumsi ini membuat kita melakukan asumsi jika konsumen cuma memiliki dua ataupun tiga barang dan jasa saja.