Soal, Jawaban, dan Materi Sekolah dari SD sampai Universitas

Pengertian dan contoh Gerunds

16.31 Posted by Harri Pranata , No comments
Gerunds adalah kata kerja (verb) yang ditambah ing (verb + ing) dan berfungsi sebagai kata benda (noun). Dengan kata lain, gerund adalah kata kerja yang dibendakan/diubah menjadi kata benda dengan menambahkan ing.
Dalam kalimat bahasa Inggris, gerunds mempunyai peran sebagai:

  1. Gerunds as subject
  2. Gerunds as object
  3. Gerunds as subjective complement
  4. Gerunds as object of preposition
  5. Gerunds after word “NO”
  6. Gerunds after possessive adjective
  7. Gerunds after certain verbs
  8. Gerunds as appositive

1. Gerunds as subject

Berikut ini contoh-contoh gerunds yang berfungsi sebagai subject:

Reading is not my hobby.
Swimming is better than running.
Hiking can be very strenuous.

2. Gerunds as object

I like reading.
She goes swimming every morning.
Their favorite sport is running.


Gerund sebagai pelengkap subjek dalam kalimat biasanya selalu didahului tobe  yang terletak di antara subject dan subjective complement, contoh:

Her favorite sport is swimming.

4. Gerunds as object of preposition

Gerund sebagai objek dari preposisi terletak setelah preposisi, misalnya; for, before, without, in, at, after, dll.

Contoh;
I will wash the dishes after eating.
You cannot be rich man without working.
 
5. Gerunds after “NO”

Dalam kalimat larangan, kita sering memakai kata “No” dan setelahnya biasanya diletakkan verb + ing yaitu gerunds. Contoh:

No Smoking!
No parking in this area!

6. Gerunds after possessive adjective

Gerunds juga sering kita jumpai setelah possessive adjective. 
Misalnya:
Thanks for your coming.

7.Gerunds after certain verbs

Dalam bahasa Inggris, ada beberapa kata kerja tertentu yang bila kita ingin memasukan kata kerja sesudah kata kerja tersebut, maka kata kerja setelahnya harusnya berbentuk gerund atau verb + ing.
Berikut ini daftar kata kerja-kata kerja tersebut beserta contoh kalimatnya:

Admit               :  He admitted cheating on the test.
Advise              :  The doctor generally advised drinking low-fat milk.
Allow               :  Ireland doesn't allow smoking in bars.
Anticipate         :  I anticipated arriving late.
Appreciate       :  I appreciated her helping me.
Avoid               :  He avoided talking to her.
Begin                :  I began learning Chinese.
can't bear         :  He can't bear having so much responsibility.
can't help          :  He can't help talking so loudly.
can't see           :  I can't see paying so much money for a car.
can't stand        : He can't stand her smoking in the office.
Cease               : The government ceased providing free healthcare.
Complete         :  He completed renovating the house.
Consider          ; She considered moving to New York.
Continue           : He continued talking.
Defend             : The lawyer defended her making such statements.
Delay               : He delayed doing his taxes.
Deny                : He denied committing the crime.
Despise            : She despises waking up early.
Discuss             : We discussed working at the company.
Dislike              : She dislikes working after 5 PM.
Mind                : I don't mind helping you.
Dread               : She dreads getting up at 5 AM.
Encourage        : He encourages eating healthy foods.
Enjoy               : We enjoy hiking.
Finish               : He finished doing his homework.
forget               : I forgot giving you my book.
hate                  : I hate cleaning the bathroom.
Imagine            : He imagines working there one day.
Involve             : The job involves traveling to Japan once a month.
Keep                : She kept interrupting me.
 Like                : She likes listening to music.
Love                : I love swimming.
Mention            : He mentioned going to that college.
Miss                 : She misses living near the beach.
neglect              : Sometimes she neglects doing her homework.
permit               : California does not permit smoking in restaurants.
Postpone          : He postponed returning to Paris.
Practice            : She practiced singing the song.
Prefer               : He prefers sitting at the back of the movie theater.
propose            : I proposed having lunch at the beach.
 quit                  : She quit worrying about the problem.
Recall               : Tom recalled using his credit card at the store.
Recollect          : She recollected living in Kenya.
Recommend     : Tony recommended taking the train.
regret               : She regretted saying that.
Remember        : I remember telling her the address yesterday.
Report              : He reported her stealing the money.
require              : The certificate requires completing two courses.
Resent              : Nick resented Debbie's being there.
Resist               : He resisted asking for help.
Risk                 : He risked being caught.
Start                 : He started studying harder.
Stop                 :  She stopped working at 5 o'clock.
Suggest            : They suggested staying at the hotel.
Tolerate            : I tolerated her talking.
Try                   : Sam tried opening the lock with a paperclip.
Understand       : I understand his quitting.
Urge                 :They urge recycling bottles and paper

Daftar kata kerja di atas beserta contohnya:

8. Gerunds as appositive

Gerund sebagai aposisi atau penegas dalam kalimat, contoh:

·  Her method, shooting and killing, eventually came to an end.
·  She has a bad habit, gambling.
·  His favorite exercise, swimming in the pool, makes his body strong.
·  That difficult work, sawing hard woo, makes him exhausted

Pengertian, Contoh, dan Macam Perilaku Menyimpang

15.33 Posted by Harri Pranata No comments
Perilaku menyimpang yang lazim disebut dengan nonkonformitas merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu perorangan atau kelompok dalam masyarakat untuk menghidar dari nilai dan norma. Prilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan kaidah dinamakan menyimpang atau suatu perbuatan disebut menyimpang bilamana perbuatan ini dinyatakan sebagai menyimpang.

Beberapa pengertian perilaku menyimpang oleh para ahli sosiologi, diantaranya yaitu;


  1. Becker, perilaku menyimpang bukanlah kualitas yang dilakukan orang, melainkan konsekuensi dari adanya suatu peraturan dan penerapan sangsi yang dilakukan oleh orang lain terhadap pelaku tindakan tersebut.
  2. Robert M.Z. Lawang, penyimpangan sebagai tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang.
  3. James Vander, Penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
Dengan demikian penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai sutau pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat. Penyimpangan memilki ciri mengganggu stabil-itas masyarakat. Bruce J. Cohen menjelaskan terjadinya penyimpangan sosial diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu;
  1. Adanya perubahan norma-norma dari suatu periode ke periode wakatu lain.
  2. Tidak ada norma atau aturan yang bersifat mutlak yang bisa digunakan untuk menentukan benar tidaknya kelakuan seseorang. Norma sesuai dengan masyarakat dan kebudayaan masyarakat yang berbeda satu sama lain.
  3. Individu-individu yang tidak mematuhi norma disebabkan karena mengamati orang-orang lain yang tidak mematuhi atau karena mereka tidak dididik untuk mematuhinya.
  4. Adanya individu-individu yang belum mendalami norma dan belum manyadari kenapa norma-norma itu harus dipatuhi. Hal ini disebabkan karena proses sosialisasi yang belum sempurna dalam dirinya.
  5. Adanya individu-individu yang kurang yakin akan kebenaran atau kebaikan norma, atau dihadapkan dengan situasi di mana terdapat norma-norma yang tidak sesuai.
  6. Terjadi konflik peran dalam seorang individu karena ia menjalankan beberapa peran yang menghendaki corak perilaku yang berbeda.
Berdasarkan pengertian di atas, menurutmu apakah perilaku menyimpang merupakan sebuah proses sosial?
Penyimpangan merupakan ancaman, tetapi juga merupakan alat pemliharaan stabilitas sosial. Prilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial. Dewasa ini tidak ada satu pun masyarakat yang dapat bertahan dalam kondisi statis untuk jangka waktu yang lama. Masyarakat yang paling terisolasi pun akan terkena perubahan sosial.

Download soal Olimpiade Fisika SMP

19.29 Posted by Harri Pranata , No comments

Apa itu Masswasting?

15.05 Posted by Harri Pranata No comments
Pengertian Masswasting dan Contohnya
Masswasting adalah pemindahan massa batuan atau tanah karena gaya berat. Masswasting dinamakan pula gerakan tanah.
Bentuk-bentuk gerakan tanah yang biasa kita jumpai antara lain sebagai berikut:     
-Tanah longsor (land slide);    

-Tanah amblas atau ambruk (subsidence);   

-Tanah nendat (slumping), yaitu proses longsoran tanah yang gerakan nya terputus-putus sehingga hasil memperlihatkan bentukan seperti teras;    

-Tanah mengalir (earth flow), yaitu gerakan tanah yang jenuh oleh air pada lereng-lereng yang landai; 

-Lumpur mengalir (mud flow), yaitu sejenis tanah mengalir namun kadar airnya lebih tinggi;    

-Rayapan tanah (soil creep), yaitu gerakan tanah yang sangat lambat pada lereng yang landai.

Pengertian, Jenis, dan Contoh Mobilitas Sosial

15.27 Posted by Harri Pranata No comments
Mobilitas sosial berasal dari kata mobilitas dan sosial. Mobilitas merupakan kata baku dari bahasa Inggris mobility, yang artinya pergerakan. Sesuatu yang bergerak berarti terdapat perubahan, yaitu berpindah posisi dari satu tempat ke tempat lainnya. Jadi, mobilitas sosial adalah perubahan posisi seseorang dalam masyarakat.

Mobilitas atau pergerakkan sosial dalam masyarakat akan terjadi setiap saat, mengapa? Karena masyarakat adalah kelompok manusia yang bersifat dinamis. Setiap manusia tidak pernah puas dengan keadaan dirinya. Ia akan selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik.


Menurut Soerjono Soekanto
(249 ; 2005) gerak sosial atau social mobility diartikan sebagai suatu gerak dalam struktur sosial (social structure), yaitu pola-pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial.

Sebagai contoh: seorang yang hidupnya menganggur pasti tidak akan betah dengan keadaannya. Dalam keadaan menganggur, ia mungkin tidak mempunyai penghasilan. Padahal kebutuhan hidupnya akan selalu ada dan bertambah. Oleh karena itu, ia akan berpikir keras dan berusaha untuk dapat keluar dari keadaan tersebut. Mulailah ia berdagang kecil-kecilan untuk mendapatkan penghasilan. Dalam dirinya akan timbul ketidakpuasan dengan apa yang diperolehnya. Ia akan berusaha keras untuk meningkatkan usaha dagangnya dengan harapan akan meningkat pula penghasilannya.


Dengan meningkatkan penghasilan maka akan meningkatkan status sosialnya. Contoh lainnya adalah seorang siswa yang giat belajar. Ia belajar giat dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensinya. Dengan bekal pendidikan yang tinggi diharapkan ia akan dapat meningkatkan dan melakukan perubahan status sosialnya. Dalam hal ini pada diri siswa tersebut akan terjadi mobilitas sosial naik.


Jenis-Jenis Mobilitas Sosial

Tipe-tipe mobilitas sosial yang prinsipil ada dua macam, yaitu mobilitas horizontal dan mobilitas vertikal. Untuk jelasnya pahamilah uraian mengenai kedua tipe mobilitas berikut:
  • Mobilitas Horizontal

Mobilitas sosial horizontal dalam masyarakat banyak sekali terjadi. Mobilitas sosial horizontal pada dasarnya merupakan perpindahan dari suatu posisi ke posisi lainnya yang sederajat. Perpindahan ini dapat berupa:
  • Tingkatan atau status
Pernahkah Anda mendengar atau menyaksikan orang yang berpindah jabatan dalam status yang sama? Misalnya seorang menteri dalam kabinet sekarang menjadi menteri pula dalam kabinet sebelumnya. Artinya, pada menteri tersebut tidak terjadi peningkatan atau penurunan tetapi perubahan dalam status atau tingkatan yang sama.

Contoh lainnya adalah Kepala SMA X yang dipindah tugaskan menjadi Kepala SMA Y. Dalam hal ini berarti pada kepala sekolah tersebut terjadi mobilitas/berpindah posisi tetapi masih dalam status yang sama. Coba Anda simpulkan! Apakah seorang pedagang rokok eceran beralih menjadi pedagang koran eceran terjadi mobilitas horizontal? Jika jawaban Anda ya, berarti Anda sudah dapat menjawab dengan benar. Pada pedagang tersebut tidak terjadi perubahan yang meningkat atau menurun. Mobilitas sosial yang berkaitan dengan status atau tingkatan pada posisi sosial yang sama ini dinamakan dengan mobilitas sosial horizontal.

  • Wilayah
Hampir semua orang dalam kegiatan hidup sehari-hari melakukan mobilitas horizontal. Apakah di desa Anda, orang bekerja ke sawah atau ladang kemudian pulang ke rumah lagi? Tentu. Di kota orang bekerja pun pergi ke kantor dan kembali ke rumah. Semua kegiatan tersebut diartikan sebagai mobilitas horizontal.

Perpindahan penduduk secara permanen seperti pindah tempat tinggal juga merupakan contoh mobilitas sosial horizontal. Pada zaman sekarang dengan dukungan dari sarana transportasi yang modern frekuensi terjadinya mobilitas sosial horizontal sangat tinggi.

  • Mobilitas Vertikal

Pernahkan Anda naik kelas? Tentu. Pasti Anda pernah naik kelas. Sekarang Anda duduk di kelas XI berarti setahun lalu Anda duduk di kelas X. Pada 4 tahun lalu tentunya Anda duduk di SMP yang berarti setingkat lebih rendah dari sekarang. Hal ini berarti Anda mengalami perubahan jenjang atau kedudukan sosial secara vertikal. Artinya, Anda mengalami mobilitas sosial. Mobilitas sosial vertikal dapat diartikan sebagai perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat.

Ilustrasi tentang kenaikan kelas di atas menunjukkan adanya mobilitas sosial vertikal dalam pendidikan. Selain pendidikan, masih ada unsur-unsur lain yang dapat memengaruhi mobilitas sosial vertikal, di antaranya sebagai berikut:

  • Kekayaan
Kekayaan dapat mengubah kedudukan sosial seseorang. Mungkin akan menjadi lebih kaya (naik) atau sebaliknya menjadi lebih miskin (turun).
  • Kekuasaan
Kekuasaan demikian pula, dapat mengubah status atau kedudukan seseorang. Orang yang naik jabatan berarti kekuasaannya bertambah, artinya ia mengalami mobilitas vertikal atau naik. Sebaliknya orang yang turun jabatan akan menyebabkan kekuasaannya juga turun.
  • Pendidikan
Pendidikan menjadi penting dalam kehidupan individu. Artinya, dengan pendidikan maka seseorang akan naik status atau kedudukan sosialnya. Melalui pendidikan formal akan sangat mudah bagi kita untuk mengenali jenjang/tingkatan pendidikan seseorang, misalnya SD, SMP, SMA, ataupun perguruan tinggi.

Sesuai dengan arahnya, maka terdapat dua jenis mobilitas sosial vertikal, yaitu yang naik ( social climbing) dan yang turun ( social sinking).

Mobilitas vertikal naik

Mobilitas vertikal naik ( climbing mobility) berarti terjadi perubahan kedudukan menjadi lebih tinggi. Pada mobilitas sosial vertikal naik akan mengubah status dan peran sosial seseorang.

Mobilitas vertikal yang naik mempunyai dua bentuk utama, yaitu:

  1. Masuknya individu dengan kedudukan rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Contohnya seorang lurah yang karena prestasi kerjanya dinilai baik, maka diangkat menjadi camat. Dalam hal ini terjadi mobilitas vertikal naik pada dirinya. Kedudukan camat lebih tinggi dari lurah. Dengan jabatan atau kedudukan yang naik menjadi camat, maka kekuasaannya juga akan semakin besar. Ketika menjadi lurah, ia hanya mempunyai wilayah kekuasaan pada satu kelurahan saja, namun sekarang kekuasaannya berubah menjadi satu kecamatan. Naiknya kedudukan ini diikuti pula oleh naiknya pendapatan sebagai konsekuensi dari jabatan yang disandangnya.
  2. Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tersebut. Contohnya untuk menampung aspirasi, kepentingan, dan menjadi wadah perjuangan bagi para pekerja, maka dibentuklah SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia). Di mana dalam hal ini SPSI memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada para pembentuk dan pekerja-pekerja yang tergabung di dalamnya.

Mobilitas vertikal turun

Di samping mobilitas sosial vertikal naik, ada pula mobilitas sosial vertikal turun (sinking mobility). Pada mobilitas sosial vertikal turun, terjadi penurunan tingkat sosial seseorang.
Gerak sosial vertikal yang menurun juga mempunyai bentuk yang utama, yaitu:
  1. Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya. Contohnya seorang pegawai negeri yang pensiun dari dinas aktif. Ia mengalami penurunan dari status pegawai negeri aktif menjadi pensiunan pegawai negeri. Hal ini berarti terjadi penurunan pada kekuasaan yang dimilikinya. Demikian pula terjadi penurunan pada pendapatannya. Contoh lainnya, seorang pedagang besar tentunya ia mempunyai pendapatan yang besar pula. Dari kriteria kekayaan, ia mempunyai kedudukan yang tinggi. Namun, ketika terjadi krisis ekonomi, maka usahanya mengalami kebangkrutan. Dengan bangkrutnya perusahaan, maka berdampak pada tingkat pendapatannya. Dalam hal ini terjadi penurunan pendapatan, sehingga menyebabkan kedudukan sosialnya menjadi lebih rendah (mengalami penurunan).
  2. Turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan. Contohnya dalam sebuah desa dibentuk sebuah kelompok (organisasi) kepemudaan sebagai wadah aspirasi dan aktualisasi keinginan dan potensi pemuda. Setelah berjalan beberapa waktu, banyak hambatan yang menghalangi perjalanan kelompok tersebut. Mulai dari perilaku indisipliner dari anggotanya, seperti kekurangan anggota karena banyak yang merantau, sampai pada kekurangan anggaran untuk membiayai semua kegiatannya.
Kesemuanya itu pada akhirnya memicu pertentangan dan masalah. Karena dirasa sudah tidak sehat lagi akhirnya kelompok tersebut dibubarkan berikut dengan struktur dan kepengurusannya, sehingga individu-individu yang dulunya memiliki wewenang dan kekuasaan dalam kelompok tersebut juga turut kehilangan wewenang dan kekuasaan.

Contoh Akronim dan Singkatan

09.47 Posted by Harri Pranata , No comments
Akronim 
Akronim adalah proses pemendekan yang menggabungkan huruf awal, suku kata, atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
Akronim meliputi hal-hal berikut ini.
1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contohnya:
LAN : Lembaga Administrasi Negara
PASI  :  Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
SIM  :  Surat Izin Mengemudi

2.  Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Contohnya:
Bappenas  :  Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Iwapi  :  Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
Sespa  :  Sekolah Staf Pimpinan Administrasi

3.  Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Contohnya:
pemilu : pemilihan umum
rapim : rapat pimpinan

Singkatan  
Singkatan juga dapat dibedakan atas empat jenis:
1.  Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Contohnya:
S.E. : sarjana ekonomi
S.S. : sarjana sastra
S.K.M.  :  sarjana kesehatan masyarakat
Bpk. : bapak
Sdr. : saudara
Kol. : kolonel

2.  Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan kenegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Contohnya:
DPR  : Dewan Perwakilan Rakyat
PGRI  : Persatuan Guru Republik Indonesia
PT : Perseroan Terbatas
KTP : Kartu Tanda Penduduk
GBHN  : GarisGaris Besar Haluan Negara 

3.  Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik.
Contohnya:
dst.  : dan seterusnya
dll.  : dan lain-lain
hlm. : halaman

4.  Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Contohnya:
Na : natrium
L : liter kg : kilogram
Rp 5.000,00 : lima ribu rupiah

Bagaimana sudah tahu kan apa perbedaan akronim dan singkatan?

Pengertian dan Macam-Macam Pelapukan

21.30 Posted by Harri Pranata , No comments
Pelapukan adalah proses penghancuran massa batuan pembentuk litosfer menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Berdasarkan prosesnya, secara umum pelapukan dibedakan menjadi dua macam, yaitu pelapukan mekanik dan pelapukan kimiawi.

a) Pelapukan Mekanik

Pelapukan mekanik adalah proses penghancuran batuan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil tanpa mengubah struktur kimianya. Pelapukan mekanik dinamakan pula pelapukan fisika atau desintegrasi. Jenis pelapukan ini dapat terjadi karena hal-hal berikut.
  • Perubahan Suhu secara Tiba-Tiba
Gejala perubahan suhu secara tiba-tiba sering terjadi di daerah iklim kering atau gurun. Pada siang hari, suhu udara sangat tinggi akibat intensitas penyinaran matahari yang kuat, akibatnya massa batuan mengalami pemuaian. Pada malam hari suhu menjadi sangat rendah bahkan di bawah titik beku, sehingga batuan mengalami pengerutan secara tiba-tiba. Proses pemuaian dan pengerutan ini terus-menerus berlangsung. Akibatnya, bongkah batuan dapat pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
  • Pembekuan Air Menjadi Kristal-kristal Es pada Celah Batuan
Proses ini banyak terjadi di daerah iklim dingin atau di gurun. Pada waktu hujan, titik-titik air dapat masuk ke celah-celah atau retakan batuan. Pada malam hari saat udara menjadi sangat dingin, air di celah batuan tersebut membeku menjadi kristal es. Akibat adanya gejala anomali air, yaitu pada saat membeku, volumenya meningkat sekitar 0,6 m3 dan massa es tersebut akan menekan celah-celah batuan. Proses penekanan itu dapat memecahkan massa batuan.
  • Kegiatan Organisme (Makhluk Hidup)
Proses pelapukan oleh makhluk hidup dapat berupa penembusan akar tetumbuhan ke celah-celah batuan ataupun kegiatan mikro organisme, seperti cacing, jamur, dan bakteri di dalam tanah.
Pemecahan batuan oleh akar tanaman yang terjadi di dalam tanah
  • Pergerakan Air
Pergerakan air juga dapat menyebabkan batuan yang dilaluinya pecah atau batuan yang dibawanya menjadi hancuran yang lebih kecil. Contoh batu kerikil yang diangkut air sungai, sudut batuannya yang semula tajam menjadi bulat.
  • Pergerakan Air Laut
Gelombang laut yang menghempas pantai merusakan batuan yang ada di pantai.
  • Pergerakan Gletser
Gletser yang bergerak lambat menggerus material batuan yang dilaluinya.

b) Pelapukan Kimiawi

Pelapukan kimiawi atau dekomposisi adalah proses penghancuran massa batuan yang disertai dengan perubahan struktur kimianya. Pada gejala dekomposisi terjadi reaksi kimia antara massa batuan dengan zat pelapuk, seperti air, karbon dioksida, atau oksigen. Secara umum, pelapukan dibedakan menjadi proses oksidasi, hidrasi (hidrolisa), dan karbonasi.

Proses oksidasi merupakan reaksi kimiawi antara mineral batuan dan oksigen dan air sebagai zat pelarut. Gejala ini sangat jelas terlihat pada proses pelapukan batuan yang banyak mengandung unsur besi. Reaksi oksidasi terhadap batuan yang banyak mengandung besi menghasilkan karat besi (oksida besi) yang terlihat sebagai warna merah kecoklatan di sekeliling batuan. Contoh proses oksidasi antara lain sebagai berikut.

  • Pelapukan mineral Pirit menghasilkan Besi Sulfat
FeS2 + 8 H2O + 7 O FeSO4 + 7 H2O + H2SO4

pirit, air sebagai pelarut, oksigen, besi sulfat, air, dan asam sulfat.

  • Pelapukan Oksida Besi menghasilkan mineral Limonit
4 FeO + 3 H2O + O2 => 2 Fe2O3 + 3 H2O
oksida besi, air, oksigen, limonit. Hidrasi adalah bentuk reaksi kimia di mana air sebagai zat pelapuk teradsorpsi (tertarik atau tertangkap) oleh suatu mineral.

Adapun hidrolisa adalah reaksi kimia suatu mineral (batuan) dengan air yang berfungsi sebagai zat pelapuk, di mana air terurai menjadi ion hidrogen (H+) dan hidroksil (OH-). Sebagai contoh, perhatikan proses pelapukan batuan berikut.


(1) Proses hidrasi, misalnya:

Pembentukan mineral Gips (CaSO4. 2 H2O) seagai hasil hidrasi batuan yang mengandung mineral anhidrit (CaSO4).

CaSO4 + 2 H2O CaSO4. 2 H2O


(2) Proses hidrolisa, misalnya:

Reaksi mineral olivin (Mg2.SiO4) dengan air (H2O) yang mengandung gas karbon dioksida (CO2) menghasilkan ion-ion magnesium (Mg+), bikarbonat (HCO3-), dan larutan asam silisik (H2SiO4).Mg2 .

SiO4 + 4 H2O + 4 CO2 => 2 Mg2++ + 4 HCO3-+ H4SiO4

Dalam proses tersebut, empat molekul air (4 H2O) terurai menjadi 4 H+ dan 4 OH –.
Stalaktit dan Stalagmit salah satu jenis speleothem gua yang terbentuk akibat pelarutan batu kapur oleh tenaga air
Pada proses pelapukan karbonasi, yang berperan sebagai zat pelapuk adalah karbon dioksida (CO2). Contoh pelapukan ini antara lain proses pembentukan kalsium bikarbonat atau Ca(HCO3)2 dari mineral kalsit atau batu kapur (CaC3) dengan bantuan air. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut.

CaCO3 + H2O + CO2 => Ca(HCO3)2


Bentukan-bentukan alam yang sering ditemui di gua-gua kapur seperti stalaktit dan stalagmit merupakan fenomena muka Bumi hasil proses karbonasi.

c) Pelapukan Organis

Pelapukan organis adalah proses penghancuran massa batuan dengan bantuan organisme makhluk hidup dan tumbuhan. Pada umumnya, pelapukan organis dipengaruhi oleh:
  1. Membusuknya sisa tumuhan dapat membentuk asam gambut yang berakibat rusaknya batuan tersebut;
  2. Pengrusakan batuan oleh binatang-binatang kecil di dalam tanah:
  3. Pengrusakan batuan oleh aktivitas manusia dengan segala peralatannya baik alat tradisional maupun mekanik.

Pengertian dan Jenis Erosi

13.02 Posted by Harri Pranata No comments
Erosi adalah gejala alam yang sering kita dengar dan baca, baik di media cetak maupun elektronik. Istilah ini kerap kali dihubungkan dengan kerusakan tanah pertanian, hutan, atau meluasnya lahan kritis. Pernyataan ini tidak seluruhnya benar sebab dalam batas-batas tertentu proses erosi tidak menimbulkan kerusakan alam.

Secara sederhana,
erosi dapat diartikan sebagai proses pelepasan dan pemindahan massa batuan dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Erosi terdiri atas tiga tahapan antara lain sebagai berikut:

  1. detachment yaitu pelepasan batuan dari massa induknya;
  2. transportasi yaitu pemindahan batuan yang terkikis dari suatu tempat ke tempat lain;
  3. sedimentasi yaitu pengendapan massa batuan yang terkikis.
Pengelupasan batuan menjadi serpih-serpih kecil yang diakibatkan berbagai faktor

Berdasarkan kecepatannya, erosi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu erosi geologi dan erosi tanah. Erosi geologi adalah bentuk pengikisan proses pengikisan atau penghancuran tanahnya relatif seimbang dengan proses pembentukannya. Gejala alam ini dapat dikatakan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.

Erosi tanah atau dinamakan pula erosi yang dipercepat (accelerated erosion) yaitu bentuk erosi yang proses penghancuran tanah (batuan) jauh lebih cepat dibandingkan dengan pem bentukannya. Erosi tanah biasanya dipercepat oleh aktivitas manusia dalam menge lola lahan tanpa memperhatikan unsur-unsur kelestarian alam. Erosi jenis inilah yang sering kali menimbulkan permasalahan kerusakan sumberdaya lahan.


Selain berdasarkan kecepatannya, erosi dapat pula diklasifikasikan berdasarkan zat pelaku atau pengikisnya, yaitu erosi air, erosi angin, erosi gelombang laut, dan erosi glasial.

a) Erosi Air

Massa air yang mengalir, baik gerakan air di dalam tanah maupun di permukaan Bumi berupa sungai atau air larian permukaan selamban apapun pasti memiliki daya kikis. Sedikit demi sedikit, air yang mengalir itu mengerosi batuan atau tanah yang dilaluinya. Semakin cepat gerakan air mengalir, semakin tinggi pula daya kikisnya. Oleh karena itu, sungai-sungai di wilayah perbukitan atau pegunungan yang alirannya deras memiliki lembah yang lebih curam dan dalam dibandingkan dengan sungai di wilayah dataran yang alirannya relatif tenang.

Secara umum dilihat dari tahapan kerusakan tanah yang terkikis, erosi air terdiri atas empat tingkatan, yaitu sebagai berikut.

  • Erosi Percik (Splash Erosion)
Erosi percik merupakan bentuk pengikisan tanah oleh percikan air hujan. Pada saat titik air hujan memercik ke permukaan tanah, butiran-butiran air akan menumbuk kemudian mengikis partikel tanah serta memindahkannya ke tempat lain di sekitarnya.
  • Erosi Lembar (Sheet Erosion)
Erosi lembar merupakan tahapan kedua dari erosi air. Pada tahapan ini, lapisan tanah paling atas (top soil) yang kaya akan bahan humus penyubur tanah hilang terkikis sehingga tingkat kesuburan dan produktivitasnya mengalami penurunan. Ciri-ciri tanah yang telah mengalami erosi lembar antara lain:
  1. air yang mengalir di permukaan berwarna keruh (kecokelatan) karena banyak mengandung partikel tanah;
  2. warna tanah terlihat pucat karena kadar humus (bahan organik) rendah;
  3. tingkat kesuburan tanah sangat rendah.
  • Erosi Alur (Riil Erosion)
Jika proses erosi lembar terus berlangsung maka pada permukaan tanah akan terbentuk alur-alur yang searah dengan kemiringan lereng. Alur-alur erosi ini merupakan tempat air mengalir dan mengikis tanah.
  • Erosi Parit (Gully Erosion)
Pada tahap ini alur-alur erosi berkembang menjadi parit-parit atau lembah yang dalam berbentuk huruf U atau V. Erosi parit banyak terjadi di wilayah yang memiliki kemiringan tinggi dengan tingkat penutupan vegetasi (tetumbuhan) sangat sedikit. Untuk mengem balikan kesuburan tanah kritis yang telah mengalami erosi parit diperlukan biaya yang sangat mahal.

Di sepanjang aliran sungai terjadi pula proses erosi oleh arus air. Proses pengikisan yang mungkin terjadi sepanjang aliran sungai antara lain sebagai berikut.

  1. Erosi Tebing Sungai, yaitu erosi yang bekerja pada dinding badan sungai sehingga lembah sungai bertambah lebar.
  2. Erosi Mudik, yaitu erosi yang terjadi pada dinding air terjun (jeram). Akibat erosi mudik, lama-kelamaan lokasi air terjun akan mundur ke arah hulu.
  3. Erosi Badan Sungai, yaitu erosi yang berlangsung ke arah dasar sungai (badan sungai) sehingga lembah sungai menjadi semakin dalam. Jika erosi badan sungai ini berlangsung dalam waktu geologi yang sangat lama maka akan terbentuk ngarai-ngarai yang sangat dalam, seperti Grand Canyon di Sungai Colorado (Amerika Serikat).
Erosi Tebing Sungai Ketika air bergerak melalui tebing sungai, tenaganya mengikis tanah kemudian mengalirkannya. Tebing sungai hasil pengerjaan erosi akan tampak menggantung

b) Erosi Angin

Erosi oleh pengerjaan angin (deflasi) banyak terjadi di daerah gurun beriklim kering yang sering terjadi badai pasir yang dikenal dengan istilah harmattan atau chamsina. Pada saat kejadian angin kencang tersebut, butiran-butiran kerikil dan pasir yang terbawa angin akan mengikis bongkah batuan yang dilaluinya.

c) Erosi Gelombang Laut

Erosi oleh gelombang laut dinamakan pula abrasi atau erosi marin. Gelombang laut yang bergerak ke arah pantai mampu mengikis bahkan memecahkan batu-batu karang di pantai, kemudian diangkut ke tempat-tempat lain di sekitarnya atau ke arah laut dan samudra.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan abrasi antara lain sebagai berikut.

  1. Kekerasan batuan, semakin keras jenis batuan yang ada di pantai, semakin tahan terhadap erosi.
  2. Gelombang laut, semakin besar gelombang yang bergerak ke arah pantai, semakin besar kemungkinannya untuk mengerosi wilayah pantai.
  3. Kedalaman laut di muka pantai, jika laut yang terletak di muka pantai merupakan laut dalam, gelombang laut yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan laut yang dangkal, sehingga kekuatan erosi akan lebih besar.
  4. Jumlah material yang dibawa gelombang terutama kerikil dan pasir, semakin banyak material yang diangkut semakin kuat daya abrasinya.
Bentang alam khas yang sering kita jumpai sebagai akibat adanya abrasi antara lain sebagai berikut.
  1. Cliff, yaitu pantai yang berdinding curam sampai tegak.
  2. Relung, yaitu cekungan-cekungan yang terdapat pada dinding cliff.
  3. Dataran Abrasi, yaitu hamparan wilayah dataran akibat abrasi. yang dapat dilihat dengan jelas saat air laut surut.
  4. Gua laut (Sea Cave).

d) Erosi Glasial

Erosi glasial adalah bentuk pengikisan massa batuan oleh gletser, yaitu massa es yang bergerak. Gletser terdapat di wilayah kutub atau di pegunungan tinggi yang puncaknya senantiasa tertutup oleh lembaran salju dan es, seperti Pegunungan Jayawijaya, Rocky, dan Himalaya. Massa gletser yang bergerak menuruni lereng pegunungan akibat gaya berat maupun pencairan es akan mengikis daerah-daerah yang dilaluinya. Massa batuan hasil pengikisan yang diangkut bersama-sama dengan gerakan gletser dinamakan morain.

Ciri khas bentang alam akibat erosi glasial adalah adanya alur-alur yang arahnya relatif sejajar pada permukaan batuan sebagai akibat torehan gletser. Jika erosi gletser ini terus-menerus berlangsung dalam waktu yang sangat lama, akan terbentuk lembah-lembah yang dalam, memanjang, dan searah dengan gerakan gletser.